20 April 2024       62 kali


Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Ma’arif NU Nurul Islam Bades gelar kegiatan Halal Bihalal yang dilaksanakan di Halaman Madrasah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Siswa, Staff, dan Guru. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin madrasah setelah liburan Idul Fitri yang dikemas dengan apel pagi kemudian ada sedikit Mauidzhoh Hasanah dan diakhiri dengan berjabat tangan antar semua peserta apel. Halal Bihalal ini bertujuan untuk membersihkan hati dari dendam, rasa sakit hati, atau kesalahan yang pernah dilakukan antar sesama. Sabtu, (20/04/2024)

Dalam kesempatan ini yang menjadi Pembina apel sekaligus Mauidzoh hasanah adalah Ustad KH. Ahmad Nahidl Masyhri, S.Pd. beliau menceritakan sekelumit kisah yang menceritakaan hikmah dari Memaafkan seperti berikut;.

(Ash-Shuraa): 40 – “dan balasan suatu kejadian adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.”

Ketika Rasulullah SAW sedang duduk, beliau tertawa ringan sampai-sampai terlihat gigi depanya.

Umar Bertanya: “Demi engkau ayah dan ibuku sebagai tebussanya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rosulullah?”

Rasulullah SAW menjawab:

“aku di beritahu Malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka di hadapan Allah.”

“salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata:

‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku”.

Allah SWTBerkata:

“Bagaimana mungkin aku mengambil kebaikan saudaramu ini, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun?”

Orang itu berkata:

Lalu, beliau Rasulullah berkata:

“Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosanya.”

Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya. Lalu Allah berkata kepada orang yang mengaudit tadi:

“Sekarang angkat Kepalamu …”

Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata:

“Ya Rabb, aku melihat di depan ku ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas dan perak bertatahkan intan berlian … !”

“Istana-istana itu untuk nabi yang mana, ya Rabb?”

“Untuk orang shiddiq yang mana, ya Rabb? “Untuk Syuhada yang mana, ya Rabb?”

Allah berkata:

“Istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya.” Orang itu berkata,:

“Siapakah yang bakal mampu membayar harganya, ya Rabb?”

Allah berkata: “Engkau mampu membayar harganya.”

Ia berkata: “.Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?”

Allah berkata:

“CARAnya engkau MAAFkan saudaramu yang duduk disebelahmu, yang kau adukan kezalimannyakepadaku.’

Orang itu berkata: “Ya Rabb, kini aku maafkanya.”

Allah berkata: “Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surge bersamamu …”

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah SAW. Berkata:

“Bertakwalah kalian kepada Allah danhendaknya kalian SALING BERDAMAI dan MEMAAFkan, sesungguhnya allah mendamaikan persoalan yang terjadi diantara kaum muslimin.” (HR. Al-Hakim)