Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Ma’arif NU Nurul Islam Bades gelar kegiatan
Halal Bihalal yang dilaksanakan di Halaman Madrasah. Kegiatan ini diikuti oleh
seluruh Siswa, Staff, dan Guru. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin madrasah
setelah liburan Idul Fitri yang dikemas dengan apel pagi kemudian ada sedikit
Mauidzhoh Hasanah dan diakhiri dengan berjabat tangan antar semua peserta apel. Halal Bihalal ini bertujuan untuk membersihkan hati dari dendam, rasa sakit hati, atau kesalahan yang pernah dilakukan antar sesama. Sabtu, (20/04/2024)
Dalam kesempatan ini yang menjadi Pembina apel sekaligus
Mauidzoh hasanah adalah Ustad KH. Ahmad Nahidl Masyhri, S.Pd. beliau
menceritakan sekelumit kisah yang menceritakaan hikmah dari Memaafkan seperti
berikut;.
(Ash-Shuraa):
40 – “dan balasan suatu kejadian adalah kejahatan yang serupa, maka barang
siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.
Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.”
Ketika Rasulullah SAW sedang duduk, beliau
tertawa ringan sampai-sampai terlihat gigi depanya.
Umar Bertanya: “Demi engkau ayah dan ibuku
sebagai tebussanya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rosulullah?”
Rasulullah SAW menjawab:
“aku di beritahu Malaikat, bahwa pada hari
kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala
mereka di hadapan Allah.”
“salah satunya mengadu kepada Allah sambil
berkata:
‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini
untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku”.
Allah SWTBerkata:
“Bagaimana mungkin aku mengambil kebaikan
saudaramu ini, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun?”
Orang itu berkata:
Lalu, beliau Rasulullah berkata:
“Hari itu adalah hari yang begitu
mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul
dosa-dosanya.”
Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya. Lalu
Allah berkata kepada orang yang mengaudit tadi:
“Sekarang angkat Kepalamu …”
Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia
berkata:
“Ya Rabb, aku melihat di depan ku ada
istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang
terbuat dari emas dan perak bertatahkan intan berlian … !”
“Istana-istana itu untuk nabi yang mana,
ya Rabb?”
“Untuk orang shiddiq yang mana, ya Rabb?
“Untuk Syuhada yang mana, ya Rabb?”
Allah berkata:
“Istana itu diberikan kepada orang yang
mampu membayar harganya.” Orang itu berkata,:
“Siapakah yang bakal mampu membayar
harganya, ya Rabb?”
Allah berkata: “Engkau mampu membayar
harganya.”
Ia berkata: “.Dengan cara apa aku
membayarnya, ya Rabb?”
Allah berkata:
“CARAnya engkau MAAFkan saudaramu yang
duduk disebelahmu, yang kau adukan kezalimannyakepadaku.’
Orang itu berkata: “Ya Rabb, kini aku
maafkanya.”
Allah berkata: “Kalau begitu, gandeng
tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surge bersamamu …”
Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah
SAW. Berkata:
“Bertakwalah kalian kepada Allah danhendaknya
kalian SALING BERDAMAI dan MEMAAFkan, sesungguhnya allah mendamaikan persoalan
yang terjadi diantara kaum muslimin.” (HR. Al-Hakim)